Penulis : Redaksi

Jakarta — Bagi banyak orang, minum kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari, terutama bagi mereka yang membutuhkan tambahan energi dan fokus saat bekerja.

Namun, Anda perlu berhati-hati bila sedang mengonsumsi obat-obatan. Pasalnya, beberapa jenis obat dapat menimbulkan reaksi tertentu jika diminum bersamaan dengan kopi.

Melansir Medical News Today, kafein dalam kopi merupakan stimulan yang dapat memengaruhi cara tubuh menyerap serta merespons obat-obatan tertentu. Interaksi antara kopi dan obat bisa memperkuat atau justru mengurangi efektivitas obat yang dikonsumsi.

Karena efeknya dapat bervariasi, penting untuk mengetahui waktu yang tepat antara minum kopi dan obat agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan.

Efek Minum Obat Setelah Minum Kopi Berdasarkan Jenis Obat

Sebelum mengonsumsi obat bersamaan dengan kopi, pastikan untuk membaca petunjuk pada label kemasan atau berkonsultasi dengan dokter. Secara umum, disarankan memberi jeda 1–2 jam antara minum obat dan kopi, baik sebelum maupun sesudahnya.

Namun, aturan ini tidak berlaku untuk semua jenis obat. Berikut beberapa efek minum obat setelah minum kopi berdasarkan jenisnya:

1. Obat Pilek dan Alergi

Menurut Health, obat pilek dan alergi sering mengandung stimulan seperti pseudoefedrin yang meningkatkan aktivitas sistem saraf pusat.
Jika dikombinasikan dengan kopi yang juga mengandung kafein, efek stimulan ini bisa meningkat dan menyebabkan gelisah, sulit tidur, hingga detak jantung tidak teratur.
Beberapa obat alergi seperti fexofenadine juga sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan kopi karena dapat memperparah rasa gelisah.

2. Obat Diabetes

Kopi sering dikonsumsi dengan tambahan gula atau susu yang bisa memicu lonjakan gula darah dan menurunkan efektivitas obat diabetes.
Selain itu, kafein dapat meningkatkan kadar insulin dan gula darah, sehingga berpotensi mengganggu pengelolaan penyakit diabetes.
Meski masih perlu penelitian lebih lanjut, penderita diabetes disarankan berhati-hati dan tidak mengonsumsi kopi terlalu dekat dengan waktu minum obat.

3. Obat Asma

Penderita asma biasanya mengonsumsi bronkodilator seperti aminofilin atau teofilin untuk membantu melebarkan saluran napas.
Kafein dalam kopi dapat meningkatkan risiko efek samping obat ini, seperti sakit kepala, rasa gelisah, dan iritabilitas, serta mengurangi penyerapan obat di tubuh.
Karena itu, sebaiknya beri jeda waktu antara minum kopi dan obat asma agar khasiat obat tetap optimal.

4. Obat Osteoporosis

Obat osteoporosis seperti ibandronate dan risedronate berfungsi memperkuat tulang dengan membantu penyerapan mineral.
Menurut Verywell Health, minum kopi berkafein tinggi setelah mengonsumsi obat ini dapat menurunkan efektivitas penyerapannya.
Sebaiknya, obat osteoporosis diminum hanya dengan air putih, tanpa makanan atau minuman lain.

5. Obat Tekanan Darah

Obat tekanan darah seperti propranolol dan metoprolol berfungsi menurunkan detak jantung serta mengurangi beban kerja jantung.
Minum kopi bersamaan dengan obat ini bisa menurunkan efektivitasnya dalam mengontrol tekanan darah.
Penderita hipertensi sebaiknya membatasi konsumsi kopi selama menjalani pengobatan.

6. Antidepresan

Kopi dapat memengaruhi penyerapan obat antidepresan yang digunakan untuk mengatasi depresi dan gangguan kecemasan.
Jika dikonsumsi berlebihan, kopi bisa menurunkan efektivitas obat dan menimbulkan efek samping seperti jantung berdebar dan gangguan tidur.
Sebagai contoh, fluvoxamine yang diminum bersamaan dengan kopi dapat meningkatkan risiko efek samping tersebut.

7. Pil KB

Melansir GoodRX, pil kontrasepsi dapat memperlambat metabolisme kafein dalam tubuh. Akibatnya, efek kafein bisa bertahan dua kali lebih lama dari biasanya.
Jika diminum sore atau malam hari, hal ini dapat mengganggu kualitas tidur.
Karena itu, wanita yang mengonsumsi pil KB disarankan mengurangi asupan kopi atau memberi jeda waktu cukup panjang.

Kesimpulan

Minum obat setelah minum kopi bisa menimbulkan efek berbeda-beda tergantung jenis obat dan kondisi tubuh masing-masing.
Selalu baca petunjuk penggunaan pada label obat dan konsultasikan dengan tenaga medis jika ragu. Langkah ini penting untuk menghindari risiko interaksi berbahaya antara kafein dan obat-obatan.