Jakarta — Seluruh siswa dan guru yang sebelumnya mengalami gejala keracunan setelah menyantap hidangan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini telah pulih sepenuhnya.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, memastikan seluruh pasien sudah kembali ke rumah masing-masing.
“Sejak Rabu (29/10) malam pukul 21.00 WIB, hanya tinggal seorang siswa yang masih dirawat di RSUD,” ujar Ismono dalam keterangan resmi, Kamis (30/10).
Satu-satunya siswa yang sempat dirawat ialah Lia Fifiana Putri, siswi kelas 11 SMKN 1 Saptosari. Lia kini telah dinyatakan sehat dan diperbolehkan pulang. Bahkan, ia sudah tampak ceria dan menikmati sarapan di ruang perawatan RSUD Saptosari pada Kamis pagi.
“Keluhannya lemas karena buang air besar,” jelas Ismono terkait kondisi Lia saat pertama kali dirawat.
Sebelumnya, beredar kabar adanya ratusan siswa di Kecamatan Saptosari yang mengalami mual, pusing, muntah, dan diare setelah menyantap makanan MBG yang disalurkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wilayah Planjan pada Selasa (28/10). Namun, jumlah siswa yang terdampak ternyata tidak sebanyak yang dikabarkan.
Sebanyak 40 siswa SMPN 1 Saptosari dibawa ke RSUD Gunungkidul, sementara 40 orang lainnya—terdiri dari 3 siswa SMPN 1 Saptosari, 2 guru, dan 35 siswa SMKN 1 Saptosari—dirawat di Puskesmas Saptosari.
Menurut laporan Dinas Kesehatan, sebagian besar siswa mulai mengalami gejala pada Selasa malam hingga Rabu dini hari, namun mereka masih sempat berangkat sekolah pada Rabu pagi sebelum akhirnya dilarikan ke fasilitas kesehatan.
Untuk memastikan penyebab kejadian tersebut, Dinas Kesehatan Gunungkidul telah mengambil sampel makanan, muntahan, dan feses siswa guna dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Menu MBG yang dibagikan hari itu terdiri dari nasi, gulai ayam, tahu goreng, dan potongan buah melon.
Sementara itu, dapur penyedia makanan MBG yang melayani wilayah Planjan telah dihentikan sementara operasinya oleh Badan Gizi Nasional (BGN) hingga hasil laboratorium keluar dan penyebab pasti keracunan diketahui.
Dengan seluruh siswa dan guru kini dalam kondisi sehat, Dinas Kesehatan Gunungkidul memastikan penanganan kasus ini tetap dilanjutkan guna menjamin keamanan pangan dalam program MBG di masa mendatang.

