Jakarta – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto berdiri sejajar dengan sejumlah pemimpin dunia saat menghadiri parade militer di Beijing, Rabu (3/9).
Dalam momen tersebut, Prabowo terlihat berada di barisan depan bersama Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Ibu Negara China Peng Liyuan, serta Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un. Foto kebersamaan itu dipublikasikan kantor berita Rusia, Sputnik, sebelum parade dimulai.
Selain para pemimpin di baris depan, tampak pula sejumlah kepala negara lain yang berdiri di barisan belakang. Mereka di antaranya Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Presiden Belarus Alexander Lukashenko, Presiden Turkmenistan Serdar Berdimuhamedow, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.
Prabowo tiba di Beijing pada Rabu dini hari, setelah berangkat pada Selasa (2/9) malam.
Menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, kunjungan Presiden Prabowo ke China merupakan undangan khusus dari Xi Jinping untuk menghadiri parade militer memperingati 80 tahun kemenangan China melawan agresi Jepang sekaligus Perang Dunia Anti-Fasis.
“Pada malam hari ini, Bapak Presiden Prabowo Subianto bertolak menuju Beijing, China, untuk memenuhi undangan dari Presiden Xi. Undangan tersebut sejatinya mengharapkan kehadiran Bapak Presiden sejak 31 Agustus. Namun karena dinamika di dalam negeri, keberangkatan beliau ditunda,” jelas Pras.
Sebelumnya, Prabowo sempat batal menghadiri undangan Xi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organization (SCO) yang digelar pada 31 Agustus–1 September 2025 di Tianjin.
Lawatan ini dilakukan setelah situasi dalam negeri berangsur pulih pasca protes besar-besaran di berbagai kota.
“Beliau memantau kondisi nasional dan menerima laporan bahwa kehidupan masyarakat mulai pulih seperti sediakala,” tambah Pras.
Selain faktor undangan resmi, Pras menyebut adanya permohonan khusus dari pemerintah China agar Prabowo hadir setidaknya dalam satu hari peringatan tersebut.
China menggelar parade besar bertajuk Hari Kemenangan pada 3 September untuk menandai 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Acara ini dihadiri sejumlah pemimpin dunia, termasuk Putin, Kim Jong Un, hingga Pezeshkian.
Parade ini disebut sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. China memamerkan kekuatan militernya, mulai dari jet tempur, sistem pertahanan rudal, hingga rudal hipersonik. Dengan lebih dari dua juta personel aktif dan persenjataan canggih, Beijing menegaskan posisinya sebagai salah satu kekuatan militer terbesar di dunia.