Jakarta – Ganda campuran Indonesia Jafar Hidayatullah/Felisha Pasaribu mengaku mendapat banyak pelajaran berharga setelah kalah dari pasangan Denmark Mathias Christiansen/Alexandre Boje pada babak 16 besar Korea Open 2025.
Jafar/Felisha harus mengakui keunggulan lawan setelah melalui laga tiga gim dengan skor 24-22, 19-21, 14-21. Kekalahan ini membuat mereka gagal melangkah ke perempat final.
Felisha menilai ada sejumlah aspek penting yang bisa dipetik dari pertandingan tersebut, terutama terkait kebugaran fisik.
“Di pertandingan ini, kesabaran, ketenangan, dan power sangat berpengaruh. Ini pelajaran baru bagi kami karena pertama kali ikut tiga turnamen beruntun, jadi harus lebih pintar menjaga kondisi, menyiasati agar tubuh dan pikiran tetap fit, serta menyesuaikan pola permainan di lapangan ketika keadaan menurun. Itu masih menjadi kekurangan kami,” ujar Felisha.
Ia menambahkan, konsistensi poin menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diperbaiki. “Selain itu, yang masih menjadi evaluasi adalah ketika buang poin tidak bisa satu atau maksimal dua, tetapi selalu beruntun. Kami harus bisa memecahkan persoalan ini ke depan,” lanjutnya.
Sementara itu, Jafar menyoroti kokohnya pertahanan Christiansen/Boje di dua gim terakhir.
“Pertahanan mereka sangat kuat di akhir gim kedua dan sepanjang gim ketiga. Tidak dipungkiri tenaga saya mulai terkuras sehingga bermain kurang sabar. Speed lawan juga sangat baik. Sekali kami terkurung, sulit untuk keluar dari tekanannya,” tutur Jafar.