“Komisi Ekonomi Eurasia siap untuk menandatangani perjanjian tahun ini dan berkomitmen untuk melakukan yang terbaik guna menyelesaikan persyaratan teknis yang diperlukan,” kata Slepnev.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan kesepakatan usai pertemuan bilateral di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Federasi Rusia pada Kamis (19/6).
“Saya juga menyambut sangat gembira telah disepakati antara Indonesia dan Rusia dalam peranan kita dalam Eurasian Economic Union (EAEU),” ucap Prabowo.
Perjanjian perdagangan dengan EAEU merupakan bagian dari strategi diversifikasi pasar ekspor Indonesia ke kawasan nontradisional. Wilayah Eurasia dinilai memiliki potensi besar sebagai tujuan ekspor dan sumber investasi strategis, dengan pertumbuhan PDB rata-rata kawasan EAEU mencapai 4,4 persen, lebih tinggi dari rata-rata global.
Berdasarkan studi kelayakan bersama (Joint Feasibility Study), implementasi perjanjian diperkirakan akan mendorong ekspor Indonesia secara signifikan di sektor pertanian dan manufaktur berbasis sumber daya. Pada periode Januari-Maret 2025, perdagangan Indonesia dan EAEU tercatat mencapai US$1,57 miliar, meningkat 84,63 persen dibanding periode yang sama di 2024.
Di luar perdagangan, Indonesia juga membuka peluang investasi dari negara-negara EAEU di berbagai sektor prioritas seperti industri pengolahan, transportasi, logistik, pertambangan, dan pertanian. Realisasi investasi dari kawasan EAEU ke Indonesia pun terus menunjukkan tren positif senilai US$273,7 juta pada 2024.
Melalui implementasi perjanjian perdagangan ini, Indonesia diharapkan dapat menjadi pintu gerbang akses logistik dan distribusi ke Asia Tenggara, dengan EAEU sebagai jalur masuk komoditi unggulan Indonesia ke pasar Eropa Timur dan Asia Tengah.
