Jakarta — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto resmi mengumumkan penyelesaian secara substantif Perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I-EAEU FTA) bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Komisi Uni Ekonomi Eurasia Andrey Slepnev di sela agenda the 28th St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025).
Airlangga dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada tim perunding atas kesepakatan penyelesaian secara substantif Perundingan I-EAEU FTA ini.
“Saya berharap kedua pihak dapat segera menindaklanjuti dengan menyelesaikan semua tahapan proses yang diperlukan sehingga perjanjian ini dapat ditandatangani pada tahun ini,” kata Airlangga.
Hal tersebut sekaligus menandai babak baru dalam kerja sama ekonomi Indonesia dan negara-negara anggota EAEU, yakni Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Rusia. Sejak diluncurkan pada Desember 2022, telah dilakukan lima kali putaran perundingan dan berbagai pertemuan intersesi oleh Tim Perunding Indonesia, yang dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan.
Kini, kedua pihak mencapai kesepakatan substantif pada seluruh area negosiasi. Proses ratifikasi dan finalisasi teknis akan segera dilakukan guna mempercepat pemberlakuan perjanjian.
Perjanjian ini disebut membuka peluang ekspor baru bagi Indonesia, khususnya untuk komoditas unggulan seperti minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, kopra, kopi, karet alam, dan mentega kakao. Di sisi lain, Indonesia juga mengharapkan peningkatan impor dari EAEU untuk sejumlah komoditas strategis, antara lain gandum, fosfat, batu bara, serta bahan baku pupuk kimia dan besi setengah jadi.
Dengan jumlah populasi total mencapai lebih dari 460 juta jiwa antara Indonesia dan EAEU, perjanjian ini diyakini akan memperluas akses pasar, memperlancar logistik, serta meningkatkan arus investasi dua arah antara Indonesia dan EAEU.
Di kesempatan yang sama, Mendag Slepnev turut mengucapkan terima kasih atas pencapaian yang menyepakati peningkatan hubungan perdagangan yang modern dan people-to-people contact.
“Komisi Ekonomi Eurasia siap untuk menandatangani perjanjian tahun ini dan berkomitmen untuk melakukan yang terbaik guna menyelesaikan persyaratan teknis yang diperlukan,” kata Slepnev.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan kesepakatan usai pertemuan bilateral di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Federasi Rusia pada Kamis (19/6).
“Saya juga menyambut sangat gembira telah disepakati antara Indonesia dan Rusia dalam peranan kita dalam Eurasian Economic Union (EAEU),” ucap Prabowo.
Perjanjian perdagangan dengan EAEU merupakan bagian dari strategi diversifikasi pasar ekspor Indonesia ke kawasan nontradisional. Wilayah Eurasia dinilai memiliki potensi besar sebagai tujuan ekspor dan sumber investasi strategis, dengan pertumbuhan PDB rata-rata kawasan EAEU mencapai 4,4 persen, lebih tinggi dari rata-rata global.
Berdasarkan studi kelayakan bersama (Joint Feasibility Study), implementasi perjanjian diperkirakan akan mendorong ekspor Indonesia secara signifikan di sektor pertanian dan manufaktur berbasis sumber daya. Pada periode Januari-Maret 2025, perdagangan Indonesia dan EAEU tercatat mencapai US$1,57 miliar, meningkat 84,63 persen dibanding periode yang sama di 2024.
Di luar perdagangan, Indonesia juga membuka peluang investasi dari negara-negara EAEU di berbagai sektor prioritas seperti industri pengolahan, transportasi, logistik, pertambangan, dan pertanian. Realisasi investasi dari kawasan EAEU ke Indonesia pun terus menunjukkan tren positif senilai US$273,7 juta pada 2024.
Melalui implementasi perjanjian perdagangan ini, Indonesia diharapkan dapat menjadi pintu gerbang akses logistik dan distribusi ke Asia Tenggara, dengan EAEU sebagai jalur masuk komoditi unggulan Indonesia ke pasar Eropa Timur dan Asia Tengah.
