Infrastruktur jalan desa di Indonesia memegang peranan vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan penduduk di pedesaan.
Namun, masih banyak desa yang mengalami kendala dengan keadaan jalan yang rusak, tidak memadai, dan sulit diakses. Permasalahan ini sering menjadi perhatian contohnya di provinsi Jambi karena terdapat banyak jalan di desa yang kurang memadai, yang pada akhirnya berdampak pada mobilitas penduduk dan distribusi produk pertanian.
Jalan desa memiliki peran penting sebagai penghubung antara masyarakat dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Berdasarkan informasi dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), infrastruktur jalan desa di berbagai daerah masih perlu mendapatkan perhatian yang cermat.
Di wilayah Provinsi Jambi, contohnya, kebanyakan desa mengandalkan jalan tanah atau berbatu yang sulit dilalui, terutama saat musim hujan.
Sebagai ilustrasi, kondisi jalan di berbagai desa di Provinsi Jambi beragam, namun sebagian besar masih menghadapi tantangan infrastruktur yang cukup berarti. Banyak desa yang memiliki jalan yang belum diaspal, hanya berupa tanah atau kerikil, sehingga sulit dilalui terutama saat musim hujan karena akan menjadi berlumpur dan licin.
Situasi seperti ini sering membuat sulit bagi warga untuk bergerak, khususnya bagi para petani yang harus membawa hasil panen mereka ke pasar.Di sejumlah wilayah, perkembangan infrastruktur jalan mulai tampak, terutama di pedesaan yang berdekatan dengan pusat kecamatan.
Namun, desa-desa yang terletak di daerah terpencil atau di lereng perbukitan biasanya masih terbatas akses jalan yang memadai. Pemerintah daerah terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pembangunan desa melalui program-program yang telah dirancang.
Namun, keterbatasan anggaran dan kondisi geografis merupakan hambatan utama yang harus diatasi demi percepatan pembangunan jalan di wilayah ini.Pendapat penulis tentang topik ini adalah. Kurangnya perhatian terhadap pembangunan jalan desa menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam pembangunan antara wilayah desa dan perkotaan.
