Jakarta — Bahaya kurang tidur bagi kesehatan mental dan fisik bukan sekadar mitos. Tubuh dan otak membutuhkan waktu istirahat yang cukup agar bisa berfungsi dengan optimal.
Namun, banyak orang masih mengabaikan pentingnya tidur, entah karena tuntutan pekerjaan, kebiasaan begadang, atau gaya hidup yang tidak teratur. Akibatnya, kualitas hidup bisa menurun drastis.
Tidur tidak hanya berfungsi untuk mengistirahatkan tubuh, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan emosi. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan respons emosional negatif terhadap stres dan menurunkan emosi positif.
Artinya, seseorang yang kurang tidur cenderung lebih mudah merasa cemas, marah, atau kehilangan motivasi saat menghadapi tekanan.
Lebih dari itu, kurang tidur juga berkaitan dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari penurunan sistem kekebalan tubuh, gangguan metabolisme, hingga meningkatnya risiko penyakit jantung.
Oleh karena itu, tidur yang berkualitas sama pentingnya dengan pola makan sehat dan olahraga teratur.
Dampak Psikologis dari Kurang Tidur
Melansir Columbia Psychiatry, efek psikologis dari kurang tidur sangat signifikan. Insomnia, misalnya, tidak hanya menjadi gejala dari gangguan mental seperti kecemasan dan depresi, tetapi juga dapat memperparah kondisi tersebut.
Beberapa studi bahkan menemukan hubungan antara kualitas tidur yang buruk dengan meningkatnya risiko pikiran atau ide bunuh diri.
Bahkan orang yang sehat secara mental bisa merasakan dampak buruknya. Setelah semalam tidak tidur, seseorang bisa mengalami:
-
Kecemasan meningkat
-
Emosi tidak stabil
-
Kemampuan berpikir menurun
Kondisi ini menyebabkan gangguan konsentrasi, kesulitan mengambil keputusan, bahkan untuk hal-hal sederhana.
Dampak Fisik Kurang Tidur
Selain aspek mental, kurang tidur juga memberikan efek serius pada fisik. Berikut beberapa dampak kesehatan yang bisa terjadi:
1. Sistem Saraf Terganggu
Menurut Healthline, kurang tidur membuat otak menjadi lambat dalam memproses informasi, koordinasi tubuh menurun, dan meningkatkan risiko kecelakaan.
2. Sistem Imun Melemah
Saat tidur, tubuh memproduksi antibodi dan sel pelindung. Jika tidur terganggu, sistem imun melemah dan tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit.
3. Gangguan Pernapasan
Kondisi seperti sleep apnea bisa menurunkan kualitas tidur dan membuat tubuh lebih mudah terkena infeksi saluran pernapasan.
4. Masalah Pencernaan
Kurang tidur memengaruhi hormon lapar (ghrelin) dan kenyang (leptin), yang bisa meningkatkan nafsu makan dan risiko obesitas.
5. Risiko Penyakit Jantung
Tidur memengaruhi tekanan darah, gula darah, dan peradangan. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
6. Gangguan Hormon
Kurangnya tidur dapat mengganggu produksi hormon pertumbuhan dan testosteron, yang berpengaruh terhadap regenerasi sel, pembentukan otot, hingga kesuburan.
Berapa Lama Tidur yang Ideal?
Idealnya, orang dewasa membutuhkan waktu tidur antara 7–9 jam per malam. Namun, bukan hanya durasi, kualitas tidur juga memegang peranan penting.
Menjaga pola tidur yang teratur akan membantu menekan risiko berbagai gangguan kesehatan. Karena itu, jangan sepelekan bahaya kurang tidur, karena dampaknya tidak hanya sebatas rasa kantuk, tetapi bisa mengancam jiwa dalam jangka panjang.