Penulis : Redaksi

Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan tambahan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dari pengolahan sampah, khususnya plastik, dapat mencapai 610 barel per hari pada 2026.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Yuliot, mengatakan langkah ini menjadi bagian dari strategi peningkatan ketersediaan energi nasional.

“Kalau dari Kementerian ESDM, kita meningkatkan ketersediaan energi. Ada dua fokus, yaitu BBM dan kelistrikan. Untuk BBM, target tahun depan mencapai 610 barel per hari,” ujar Yuliot usai rapat bersama sejumlah kementerian/lembaga terkait percepatan pembangunan kawasan swasembada pangan, energi, dan air nasional di Kantor Kemenko Pangan, Senin (1/9).

Listrik dari Sampah Capai 69,5 GW dalam 10 Tahun

Selain produksi BBM, pemerintah juga mendorong konversi sampah menjadi energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Targetnya, potensi listrik dari sampah bisa menambah hingga 69,5 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.

“Untuk kelistrikan, kita akan menambah 69,5 GW dalam 10 tahun ke depan,” jelas Yuliot.

Aturan Baru Segera Berlaku

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa regulasi terkait pemanfaatan sampah sebagai sumber energi telah rampung dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres).

“Perpres sudah selesai semua. Nantinya akan segera diimplementasikan untuk menyelesaikan masalah sampah sekaligus menambah pasokan energi,” ujar Zulhas.

Ia menambahkan, pengelolaan sampah akan dikerjasamakan dengan berbagai pihak, baik kementerian/lembaga maupun swasta. Targetnya, perizinan bisa tuntas dalam 3–6 bulan, sehingga proyek dapat berjalan dalam 1 hingga 1,5 tahun ke depan.

Teknologi Konversi Sampah Jadi Energi

Untuk menghasilkan BBM, sampah plastik yang sudah dibersihkan akan dipanaskan dalam reaktor tertutup hingga menghasilkan uap. Uap ini kemudian didinginkan dalam kondensor dan ditampung menjadi cairan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, seperti bensin atau solar.

Sementara itu, pada pembangkit listrik, digunakan teknologi pembakaran atau pirolisis untuk menghasilkan panas. Panas tersebut akan memutar turbin dan generator listrik sehingga dapat menghasilkan energi terbarukan sekaligus mengurangi timbunan sampah di TPA.