Penulis : Redaksi

JAMBI – Dugaan pemalsuan dokumen berupa surat pengunduran diri mengguncang Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi. Sejumlah pejabat di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jambi disebut akan dilaporkan ke polisi atas dugaan keterlibatan dalam pencopotan 13 aparatur sipil negara (ASN) dari jabatannya.

Pencopotan tersebut diduga berdasarkan surat pengunduran diri yang diakui oleh para ASN tidak pernah mereka buat atau tandatangani. Delapan dari 13 pejabat nonaktif telah menunjuk kuasa hukum dan bersiap membuat laporan ke pihak berwajib terkait dugaan pemalsuan dokumen tersebut.

“Luapan laporan akan segera kita layangkan,” ujar Afriansyah, kuasa hukum dari delapan ASN yang dicopot, Minggu (27/7/2025).

Afriansyah menyebutkan, nama-nama yang akan dilaporkan berasal dari internal BKD. Ia juga menyebut bahwa Gubernur Jambi telah meminta Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.

“Kami minta pemeriksaan dilakukan secara terbuka, termasuk siapa saja yang diperiksa hingga sanksi yang akan diberikan kepada pejabat BKD,” tegasnya.

Bahkan, menurut pengakuannya, sejumlah ASN yang kini nonaktif mengaku sempat dihubungi oknum tertentu yang meminta agar laporan ke polisi dicabut.

Viral di Jambi: ASN Dicopot dengan Surat Resign Palsu

Kasus ini mencuat setelah viralnya informasi bahwa 13 ASN di lingkungan Pemprov Jambi diberhentikan dari jabatannya dengan menggunakan surat pengunduran diri yang diduga palsu.

Pemberhentian tersebut merupakan bagian dari perombakan jabatan (reshuffle) yang dilakukan Gubernur Jambi Al Haris pada Juni lalu. Keputusan ini tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor 496/KEP.GUB/BKD-3.3/2025, tertanggal 12 Juni 2025, yang mencakup pejabat eselon III dan IV.

Dari 13 pejabat yang merasa dirugikan, delapan di antaranya berasal dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Arsip, serta Dinas Sosial dan Kependudukan Catatan Sipil Provinsi Jambi. Saat ini, seluruhnya berstatus staf biasa atau nonjob.

Laporan Resmi Dilayangkan ke Polda Jambi

Kuasa hukum Syafrial – salah satu ASN yang dicopot dan menjabat sebagai Kepala Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata – telah melaporkan dugaan pemalsuan surat pengunduran diri ke Polda Jambi pada Kamis (24/7/2025).

“Ada 13 orang korban, delapan di antaranya kami dampingi. Mereka diberhentikan tanpa sebab dan tanpa ada kesalahan,” ujar Afriansyah saat ditemui di Mapolda Jambi.

Awalnya, beberapa klien Afriansyah tidak mempermasalahkan pencopotan tersebut. Namun mereka terkejut saat menerima salinan surat pengunduran diri yang tidak pernah mereka buat.

“Tanda tangan serta isi surat tersebut dipalsukan,” imbuhnya.

Salah satu kejanggalan paling mencolok terdapat pada surat pengunduran diri atas nama Syafrial. Dalam surat itu tertulis bahwa ia mengundurkan diri untuk fokus merawat kedua orangtuanya, padahal kedua orangtua Syafrial sudah meninggal dunia—ayahnya pada 1990 dan ibunya pada 2020.

“Klien saya tidak pernah membuat surat tersebut. Tidak pernah menandatangani, tapi surat itu ada,” tegas Afriansyah.

Masih Dalam Proses Penyelidikan

Afriansyah menambahkan, pihaknya hanya melaporkan dugaan pemalsuan dokumen. Mereka belum mengetahui siapa pihak yang bertanggung jawab atas surat tersebut.

“Kami belum tahu siapa pelakunya. Kami hanya melaporkan kejadian pemalsuannya,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala BKD Provinsi Jambi, Sulaiman, mengaku belum mengetahui secara detail terkait dugaan pemalsuan surat resign. Ia menjelaskan bahwa pengangkatan dan pemberhentian jabatan dilakukan oleh tim Badan Pertimbangan dan Kepangkatan (Baperjakat), yang diketuai oleh Sekretaris Daerah.

“Kalau soal evaluasi jabatan itu dilakukan oleh tim. Saya sendiri masih di kampung. Tim evaluasinya dipimpin Pak Sekda,” ucapnya.

Hingga berita ini diterbitkan, upaya konfirmasi kepada Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Sudirman, masih terus dilakukan.