Penulis : Redaksi

Jambi – Pasca Pelantikan Badan Eksekutif Mahasiswa (Bem) Universitas Jambi yang dilangsungkan pada 17 Maret 2025 tentu menimbulkan berbagai harapan baru untuk masa depan organisasi kemahasiswaan di lingkup Kampus Universitas Jambi. Harapan tersebut tidak terlepas dari hilangnya nilai gerakan dan spirit organisasi yang sempat vakum dalam 4 tahun terakhir di di kursi kepemimpinan BEM Universitas Jambi.

Dengan tercapainya kesepakatan dari semua pihak terkait, sehingga berhasil menyelenggarakan pengaktifan kembali BEM UNJA dimasa kepemimpinan Rektor Prof. Helmi. Tentu pasca pelantikan memberikan serta menitipkan banyak catatan dan harapan bagi BEM UNJA yang berada di masa kepemimpinan Rahmad Dzaki.

Keberadaan BEM di tengah tengah kampus memiliki tugas dan peran yang sangat strategis, mulai dari pengaktifan gerakan organisasi baik di tingkat Hima,OK, BEM Fakultas hingga kepada internal BEM Universitas itu sendiri. Secara spesifik dapat dikatakan bahwa BEM Universitas menjadi perpanjangan tangan dan perpanjangan lidah lidah masyarakat kampus untuk disuarakan dan diberikan titik solusi demi kemajuan kapasitas dan kualitas mahasiswa itu sendiri.

Akan tetapi, semenjak periode BEM Universitas Jambi yang dilantik di tahun 2025 hingga kini belum terlihat kemana arah organisasi BEM Universitas Jambi akan di bawa. Tercatat semenjak 133 hari pasca pelantikan, pucuk pimpinan BEM Universitas Jambi masih belum terlihat taring dan cara kepemimpinan yang akan di implementasikan di internal Kampus UNJA. Padahal, Universitas Jambi memiliki begitu banyak catatan yang seharusnya BEM UNJA bisa menjawab isi catatan tersebut.

Banyak dinamika yang terjadi di lingkup Kampus UNJA dan Provinsi Jambi yang semestinya setiap pemuda dan barisan mahasiswa yang berada di bawah naungan BEM Universitas turut hadir untuk menyuarakan berbagai dinamika dan gejolak sosial yang terjadi.

Berikut beberapa catatan yang perlu di tindaklanjuti oleh pihak BEM Universitas Jambi kedepan:

1. Membuka Forum Diskusi Mahasiswa 

Dalam jenjang mahasiswa tentu menuntut setiap individu untuk mampu berpikir dan bernalar kritis. Berpikir kritis tidak hanya tentang pintar berdebat, melainkan memiliki kecakapan dalam berpikir dan cerdas dalam menyikapi berbagai peristiwa yang terjadi.

Salah satu langkah yang dapat di terapkan BEM Universitas ialah dengan menyediakan forum diskusi untuk mahasiswa. Yang bertujuan sebagai upaya dalam menciptakan ruang ruang yang berisi dengan orang orang berintelektual dan berkemampuan luas. Sehingga forum semacam ini perlu di terapkan dalam Kampus UNJA kedepan.

2. BEM UNJA sebagai perpanjangan tangan Ok, Ima, Ukm Kampus

Dalam situasi saat ini, setiap organisasi memiliki tantangan yang cukup berat dalam pengkaderan maupun mewujudkan visi misi dari organisasi tersebut. Setiap program studi di Universitas Jambi memiliki himpunan atau ikatan mahasiswa yang digunakan sebagai wadah dalam berproses bagi mahasiswa di tiap tiap program studi.

Namun, tidak semua program studi memiliki kualitas organisasi yang baik, sehingga jika dilihat dari kacamata telanjang terlihat kesenjangan yang cukup tinggi antara kualitas prodi yang satu dengan yang lain. Dengan itu, BEM UNJA yang menaungi semua organisasi internal kampus perlu mengkaji dan menentukan langkah guna menjawab permasalahan tersebut.

3. Menyelenggarakan Event Nasional

Jika berkaca di setiap tahun kepengurusann di BEM UNJA tentu sangat bisa dilihat ketidaadaannya dalam melaksanakan kegiatan atau event nasional. Sehingga kampus UNJA kurang memiliki daya jual di kancah kampus kampus se-nasional karena jarang berpartisipasi dalam event tingkat nasional dan jarang sekali sebagai penyelenggara kegiatan tingkat nasional. Maka dari itu, berbagai catatan di atas menjadi tugas yang mesti di jawab oleh BEM UNJA dalam beberapa periode jabatan ini.

4. Aktif dalam menyikapi berbagai isu nasional dan daerah

Mahasiswa menjadi tonggak spirit pergerakan yang selalu berdiri dalam posisi independen dan berpihak pada rakyat yang ditindas. Barisan mahasiswa pada dasarnya menjadi garda terdepan dalam melawan segala bentuk penindasan dan menolak berbagai kebijakan yang tidak menguntungkan rakyat. Jika dilihat pada daerah Provinsi Jambi tentu kepekaan mahasiswa dalam menyikapi berbagai dinamika sosial yang merugikan rakyat semakin hari semakin menurun.

Hal tersebut dapat dilihat dari, aksi yang sangat jarang meskipun banyak dinamika yang berterbangan yang seharusnya bisa di suarakan. Tidak diketahui, apakah Mahasiswa saat ini sudah dekat dengan kekuasaan dan sudah kehilangan nilai independensinya. Sehingga, sebagai badan eksekutif Mahasiswa perlu mengaktifkan kembali nilai spirit perjuangan mahasiswa di lingkup universitas jambi.

Sehingga dengan posisi yang strategis, jabatan menjadi BEM Universitas tidak hanya sebagai ajang perebutan kekuasaan yang tiada ujungnya. Tetapi, menjadi tempat berproses dan menuangkan segala potensi yang dimiliki demi perbaikan dan kemajuan sumber daya mahasiswa di kampus Universitas Jambi. (*)