Penulis : Redaksi

Jakarta — Pola hidup sehat semakin menjadi prioritas masyarakat Indonesia, khususnya kalangan muda. Berdasarkan pengamatan tren sepanjang semester pertama 2025, minat terhadap olahraga pagi dan konsumsi makanan organik meningkat signifikan. Data dari Indonesian Wellness Survey 2025 menunjukkan bahwa 67% responden berusia 18–35 tahun kini rutin berolahraga minimal tiga kali seminggu, dengan mayoritas memilih waktu pagi.

Fenomena ini terlihat jelas di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, hingga Yogyakarta. Ruang-ruang publik seperti taman kota, jogging track, dan lapangan olahraga semakin ramai pada pagi hari. “Kalau dulu saya sering begadang dan bangun siang, sekarang justru lebih semangat bangun pagi buat jogging. Rasanya tubuh lebih segar dan pikiran lebih fokus,” ujar Rani (27), warga Jakarta Selatan, yang kini rutin berlari 4–5 km setiap pagi.

Tak hanya olahraga, kesadaran akan pentingnya asupan sehat juga meningkat. Berdasarkan laporan marketplace FreshlyGreen, penjualan sayuran dan buah organik melonjak hingga 42% sepanjang kuartal kedua 2025 dibanding periode yang sama tahun lalu. “Peminat produk organik datang dari semua usia, tapi tren paling tinggi memang anak muda yang mulai sadar pola makan sehat,” kata Andre Wijaya, Head of Marketing FreshlyGreen.

Ahli gizi dari Universitas Indonesia, dr. Siska Permata, M.Gizi, menyambut positif tren ini. Menurutnya, pola hidup sehat yang konsisten sejak usia muda akan menurunkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes dan hipertensi. “Memulai pagi dengan olahraga ringan dan sarapan sehat berbasis sayuran atau protein nabati sangat baik untuk metabolisme tubuh,” jelasnya.

Tren ini juga diperkuat oleh masifnya kampanye gaya hidup sehat di media sosial. Tagar #MorningRun, #EatClean, dan #HealthyLifestyle masih mendominasi topik di platform seperti Instagram dan TikTok hingga saat ini. Banyak influencer kesehatan ikut serta mengedukasi pengikut mereka soal pentingnya menjaga pola hidup sehat.

Namun, dr. Siska mengingatkan bahwa perubahan gaya hidup tidak harus ekstrem. “Kunci keberhasilan pola hidup sehat adalah konsistensi. Mulai dari hal kecil, seperti jalan kaki 30 menit setiap pagi, minum air putih cukup, tidur teratur, dan batasi makanan ultra-proses,” tambahnya.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga tengah menggalakkan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang fokus pada tiga pilar: aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan, tren gaya hidup sehat di kalangan muda ini diperkirakan akan terus berkembang hingga akhir tahun. “Kesehatan bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan,” tutup dr. Siska.