Jakarta — International Atomic Energy Agency (IAEA) mengatakan pada Minggu (22/6) tidak ada peningkatan level radiasi usai Amerika Serikat (AS) menyerang tiga fasilitas nuklir Iran termasuk di Fordo.
Presiden AS Donald Trump menyatakan serangan itu untuk menghancurkan total fasilitas nuklir utama Iran. AS kini bergabung dengan Israel yang sebelumnya juga sudah menyerang Iran.
Trump saat berbicara di saluran TV nasional mengatakan bakal menyerang Iran lagi jika negara di Timur Tengah ini tak mau damai secara cepat.
“Malam ini, saya dapat melaporkan kepada dunia bahwa serangan itu merupakan keberhasilan militer yang spektakuler,” kata Trump.
“Fasilitas pengayaan nuklir utama Iran telah sepenuhnya dan sepenuhnya dihancurkan. Iran, si pengganggu di Timur Tengah, sekarang harus berdamai,” ujar dia lagi.
Berdasarkan lembar fakta Angkatan Udara AS dijelaskan pesawat pengebom B-2 AS menjatuhkan bom ‘bunker buster’ GBU-571/B Massive Ordance Penetrator (MOP) ke situs nuklir Fordo.
Bom seberat 13,6 ton itu memilik kandungan 2,7 ton bahan peledak. Bom ini didesain buat menembus lapisan tanah yang tebal sebelum meledak.
Selain B-2, AS juga memerintahkan kapal selam meluncurkan 30 rudal jelajah TLAM ke situs nuklir Natanz dan Isfahan. Kemudian bunker buster juga dijatuhjan di Natanz menggunakan B-2.
International Atomic Energy Agency di keterangan resminya menjelaskan situs nuklir Isfahan telah jadi target serangan sebanyak dua kali dalam sembilan hari terakhir.
Pada serangan pertama 13 Juni ada empat bangunan yang rusak, kemudian pada serangan terbaru dari AS enam bangunan lainnya kena serangan.
Menurut International Atomic Energy Agency fasilitas nuklir yang menjadi sasaran AS tidak mengandung bahan nuklir atau uranium dalam jumlah kecil. Dikatakan bila ada kontaminasi radioaktif akan terbatas pada bangunan yang hancur.
“Kompleks nuklir di Isfahan ini – salah satu lokasi utama program nuklir Iran – telah berulang kali diserang dan mengalami kerusakan parah. Berdasarkan analisis kami terhadap material nuklir yang ada, kami tidak melihat adanya risiko kontaminasi di luar lokasi. Meskipun demikian, seperti yang telah saya nyatakan berulang kali, fasilitas nuklir tidak boleh diserang,” kata Director General Rafael Mariano Grossi of the International Atomic Energy Agency.
