Jakarta – Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut tengah menyiapkan strategi untuk menggulingkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro dengan dalih operasi pemberantasan kartel narkoba.
Sejumlah sumber yang dikutip CNN menyebut Trump mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk kemungkinan meluncurkan serangan militer ke Venezuela. Langkah ini diklaim menjadi bagian dari strategi Washington untuk melemahkan rezim Maduro.
Serangan udara AS pada Selasa (2/9) terhadap kapal yang diduga mengangkut narkoba juga disebut sebagai langkah awal membersihkan Venezuela dari jaringan perdagangan narkotika, sekaligus upaya menekan Maduro.
Militer AS Siaga di Karibia
Gedung Putih disebut sudah mengerahkan kapal-kapal perang ke wilayah Karibia selatan, tepat di dekat Venezuela. Kapal-kapal tersebut dilengkapi rudal Tomahawk, kapal selam serang, berbagai pesawat tempur, serta lebih dari 4.000 marinir dan pelaut.
Selain itu, 10 jet tempur F-35 juga telah ditempatkan di Puerto Rico untuk bergabung dengan latihan pendaratan amfibi yang dilakukan pasukan marinir.
Menurut dua pejabat Gedung Putih, pengerahan kekuatan ini tidak hanya untuk latihan militer semata, tetapi juga untuk memberikan sinyal keras kepada Maduro.
Maduro Dituduh Pimpin Kartel Narkoba
Ketegangan antara Trump dan Maduro semakin tajam setelah pemerintah AS menuduh Maduro memimpin Cartel de los Soles (Cartel of the Suns).
Pada Juli lalu, Kementerian Keuangan AS menetapkan kelompok tersebut sebagai organisasi teroris khusus, dengan tuduhan berkolaborasi dengan Kartel Tren de Aragua dari Venezuela dan Kartel Sinaloa dari Meksiko.
Washington bahkan merilis sayembara internasional dengan menawarkan hadiah US$50 juta (sekitar Rp823 miliar) bagi siapa saja yang bisa menangkap Maduro.
Pemilu Venezuela Dipertanyakan
Ketika ditanya wartawan pada Jumat (5/9), Trump menolak berbicara gamblang soal rencana perubahan rezim di Venezuela. Namun, ia menyinggung soal pemilihan umum 2024 yang dimenangkan Maduro.
“Kita bicara fakta bahwa Venezuela memiliki pemilu yang sangat aneh, jika dikatakan dalam bahasa yang lembut,” ujar Trump.
Maduro sendiri sudah menjabat sebagai presiden selama tiga periode berturut-turut sejak 2013. Pemilu terakhir pada 2024 kembali dimenangkan Maduro, meski diwarnai tuduhan kecurangan dari oposisi.