Jakarta — Diet sehat dan olahraga memang berperan penting dalam menurunkan berat badan. Namun, ada satu faktor lain yang sering terabaikan, yakni tidur. Lantas, apakah kurang tidur benar-benar bisa membuat gemuk?
Banyak orang menganggap kunci utama menurunkan berat badan hanya melalui pola makan bergizi, cukup cairan, dan rutin berolahraga. Padahal, kualitas tidur juga tak kalah penting. Para ahli menegaskan bahwa tidur cukup mendukung keberhasilan penurunan berat badan.
Kurang Tidur Bisa Picu Kenaikan Berat Badan
Kurang tidur terbukti dapat meningkatkan berat badan. Bayangkan, sudah disiplin diet dan olahraga, tetapi hasilnya gagal hanya karena sering begadang.
Mengutip Yale New Haven Health, ahli endokrinologi Brian Wojeck menjelaskan bahwa kurang tidur memicu peningkatan hormon lapar (ghrelin) sekaligus menurunkan hormon kenyang (leptin). Kondisi ini membuat nafsu makan meningkat.
Hal serupa dibuktikan dalam studi yang dipublikasikan di JAMA Internal Medicine. Penelitian itu menunjukkan bahwa durasi tidur yang pendek atau pola tidur tidak konsisten berkaitan dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih tinggi.
“Kami menguji hipotesis bahwa durasi tidur yang lebih pendek dan variabilitas durasi tidur yang lebih besar berkaitan dengan peningkatan indeks massa tubuh (IMT),” tulis para peneliti seperti dikutip dari Healthline.
Menurut Kimberly A. Hardin, Direktur Program Beasiswa Kedokteran Tidur di University of California Davis, temuan ini tidak mengherankan. Kurang tidur menimbulkan rasa kantuk di siang hari, menurunkan produktivitas, dan sering diatasi dengan konsumsi gula serta kafein, yang akhirnya memicu kenaikan berat badan dan mengurangi aktivitas fisik.
Berapa Lama Durasi Tidur yang Ideal?
Pertanyaannya, berapa lama durasi tidur yang dibutuhkan agar tetap sehat? Dalam studi serupa, rata-rata orang hanya tidur 6 jam 47 menit per malam — lebih rendah dari rekomendasi ideal.
“Secara umum, Anda perlu tidur setidaknya 7,5 jam secara teratur jika memungkinkan,” kata Dr. Rafael Pelayo, spesialis tidur di Stanford Health Care.
Durasi tidur ideal juga berbeda-beda tergantung usia:
-
Bayi baru lahir (0–28 hari): 16–20 jam
-
Bayi: 14–15 jam
-
Usia 1–3 tahun: 12 jam
-
Siswa SD: 11 jam
-
Siswa SMP: 10 jam
-
Remaja: 9 jam
-
Dewasa: 7–8 jam
Richard Castriotta, spesialis pengobatan tidur, menambahkan bahwa selain jumlah jam, konsistensi pola tidur juga penting.
“Tidur yang paling sehat adalah ketika Anda tidur dan bangun secara teratur. Gangguan ritme sirkadian bisa menyebabkan masalah, seperti yang dialami siapa pun yang pernah merasakan jet lag,” jelasnya.