“Aktivitas gempa di sore hari tersebut menjadi bukti bahwa Sesar Lembang adalah sesar aktif yang perlu diperhatikan,” kata Daryono, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, dalam keterangannya pada hari itu.
Selain itu, wilayah lain di Jawa Barat juga mengalami guncangan gempa pada Rabu (20/8), ketika gempa berkekuatan M4,9 terjadi di Kabupaten Bekasi pada pukul 19.54 WIB. Pusat gempa berada di darat, 19 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi, pada kedalaman 10 kilometer. BMKG merincikan bahwa gempa dangkal ini dipicu oleh aktivitas sesar naik busur belakang Jawa Barat.
Setelah itu, dua gempa susulan terjadi di Bekasi, masing-masing dengan magnitudo 2,1 pada kedalaman 10 kilometer dan magnitudo 2 pada kedalaman 3 kilometer.
Menurut Mudrik, Sesar Lembang wajib diwaspadai karena patahan ini sudah berada pada siklus pelepasan energi. Penelitian menyebutkan bahwa siklus gempa di Sesar Lembang berkisar antara 170 hingga 670 tahun. Gempa besar terakhir tercatat berdasarkan sedimentasi geologi terjadi pada abad ke-15.
“Sejak saat itu sudah 560 tahun berlalu, artinya kita sudah mendekati rentang siklus ulang gempa. Kapan itu akan terjadi, bisa saja sekarang atau dalam seratus tahun lagi, kita tidak bisa memastikannya,” imbuh Mudrik.
Ia menyarankan agar warga tetap waspada dan siap siaga untuk melindungi diri dan keluarga mereka.