Jakarta — Israel melancarkan serangan udara ke ibu kota Qatar, Doha, pada Selasa (9/9) waktu setempat.
Militer Israel mengklaim serangan tersebut ditujukan untuk menargetkan markas Hamas di Doha.
Israel Bombardir Doha, Sasar Pemimpin Hamas
Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada media berbahasa Ibrani, dikutip Times of Israel, bahwa serangan dilakukan guna membunuh seorang pemimpin Hamas yang bermarkas di kota itu.
Sejumlah foto dan video yang beredar di media sosial memperlihatkan asap tebal membumbung di beberapa titik di Doha. Laporan serupa juga disampaikan Al Jazeera.
Dikutip AFP, militer Israel membenarkan bahwa mereka melancarkan serangan udara ke ibu kota Qatar.
Hamas Konfirmasi Korban Jiwa
Hamas mengonfirmasi sedikitnya enam orang tewas akibat serangan Israel di Doha.
Serangan itu terjadi saat para pejabat senior Hamas berkumpul untuk membahas proposal gencatan senjata terbaru dari Amerika Serikat untuk Gaza.
Menurut laporan media, sekitar 12 serangan udara menghantam bangunan tempat tinggal di Doha.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa serangan itu dilakukan secara mandiri oleh Israel.
“Tindakan hari ini terhadap para pemimpin teroris Hamas adalah operasi Israel yang sepenuhnya independen,” demikian pernyataan kantor Netanyahu melalui media sosial, dikutip Al Jazeera, Selasa (9/9).
Reaksi Keras Negara Muslim
Aksi militer Israel di Doha memicu kecaman keras dari sejumlah negara muslim. Mayoritas mengecam tindakan yang disebut sebagai agresi brutal Israel.
Qatar turut mengeluarkan pernyataan resmi, menyebut serangan tersebut sebagai “serangan pengecut Israel”. Pemerintah Qatar menegaskan serangan itu menghantam bangunan tempat tinggal yang menampung beberapa anggota biro politik Hamas.