Penulis : Redaksi

KERINCI – Pemuda Desa Sebukar bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) MBKL IAIN Kerinci mengadakan program bertajuk “Sekolah Edukasi Masyarakat”, mengusung tema “Edukasi Bahaya Tawuran, Narkoba, Judi Online Menuju Desa Bersinar Masyarakat Berdaya.” Kegiatan ini berlangsung di Gedung Muhammadiyah, Desa Sebukar, Kecamatan Tanah Cogok, Kabupaten Kerinci.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman yang mendalam kepada generasi muda tentang bahaya tawuran, serta risiko serius yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba dan keterlibatan dalam judi online.

Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber inspiratif, antara lain:

  • Irwandi, S.Sy – Anggota DPRD Kabupaten Kerinci

  • Aipda Jupman Hadi, S.H., M.H.I. – Perwakilan dari Polsek Sitinjau Laut

  • Syukran, S.Pd.I – Kepala Desa Sebukar

  • Padhil, S.Kom – Ketua Karang Taruna Desa Sebukar

  • Turut hadir pula para tokoh masyarakat seperti BPD dan Ninik Mamak Desa Sebukar.

Diskusi yang berlangsung dipandu oleh MHD. Danis dan Wahtu sebagai moderator.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Sebukar, Syukran, menyampaikan bahwa program ini merupakan inovasi penting dalam membangun paradigma baru di tengah masyarakat.

“Acara Sekolah Edukasi Masyarakat ini merupakan gebrakan inovatif yang membangun paradigma baru di Desa Sebukar. Harapannya, agenda seperti ini tidak hanya berkelanjutan, tapi juga bisa menjadi inspirasi,” ujarnya.

Ketua Karang Taruna, Padhil, juga menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut.

“Acara ini merupakan acara yang sangat luar biasa yang pernah dilakukan,” ucapnya sambil memberi penghargaan kepada panitia penyelenggara.

Sementara itu, Ketua Pelaksana MHD. Pazri mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen yang telah berkontribusi, khususnya kepada pemuda Desa Sebukar dan tim KKN MBKL IAIN Kerinci atas kolaborasi yang sukses.

Menutup sesi acara, moderator MHD. Danis menyampaikan rasa terima kasih kepada para tamu undangan dan narasumber. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini dilandasi oleh keresahan terhadap kondisi sosial di Desa Sebukar.

“Acara ini dilaksanakan murni karena keresahan terhadap dinamika yang terjadi di Desa Sebukar. Ini bukan sekadar edukasi; edukasi akan memiliki nilai ketika diimplementasikan,” tegasnya.

Sebagai penutup, Danis mengutip pernyataan Bagus Mulyadi:

“Pemahaman bukan hanya soal mengantongi teori, tapi menyelami alasan di baliknya agar ilmu menjadi jalan perubahan, bukan sekadar bacaan.”