Penulis : Redaksi

Jakarta — Menteri Koordinator Bidang Pangan sekaligus Ketua Satgas Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih Zulkifli Hasan (Zulhas) optimistis bahwa kehadiran Kopdes Merah Putih dapat menjadi kekuatan ekonomi baru berbasis desa.

Keyakinan itu diungkapkan dalam Bimtek Penguatan Kelembagaan Kopdes Merah Putih Universitas Mandiri, Kawasan Bank Mandiri Wijayakusuma, Jakarta pada Rabu (25/6). Kopdes Merah Putih diharapkan mampu mendukung kesejahteraan bagi masyarakat desa.

“Kami meyakini Kopdes atau Koperasi Kelurahan ini akan menjadi infrastruktur penting bagi pemerintah dan menjadi kekuatan baru ekonomi rakyat yang berbasis di desa-desa,” kata Zulhas.

Optimisme tersebut terbentuk karena Kopdes Merah Putih bakal memiliki sejumlah unit usaha. Adapun unit usaha yang dimaksud terkait dengan kantor koperasi, toko sembako, simpan pinjam, klinik desa, apotek desa, logistik desa, gudang, dan lain sebagainya.

Kopdes Merah Putih pun dinilai mampu memangkas rantai pasok antara produsen dan konsumen, sehingga barang-barang yang diterima konsumen pun menjadi lebih terjangkau.



Zulhas mengatakan, Kopdes Merah Putih juga diprediksi mampu menyerap tenaga kerja hingga 2 juta orang. Diharapkan hal ini mampu memberikan kontribusi terhadap penurunan angka pengangguran di desa.

“Dari koperasi ini kita perkirakan 2 juta akan menyerap tenaga kerja, 2 juta orang minimal,” ujar Zulhas.

Untuk itu, Zulhas mendorong agar operasional Kopdes Merah Putih dijalankan dengan baik. Dalam upaya tersebut, pihaknya menggandeng bank Himbara untuk memberikan pelatihan guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM), mulai dari keterampilan IT, hingga pengelolaan dana pinjaman.

“Karena ini kita memilih cara yang benar, bukan cara yang mudah. Jadi misalnya nanti ini kan bukan APBN ya, koperasi itu nanti pinjaman plafon. Misalnya dia (Kopdes Merah Putih) mau menjadi agen sembako, bagaimana caranya proposal untuk memerlukan modal. Itu nanti disiapkan di desa gimana bikin harus disiapkan. Untuk jadi agen pupuk harus disiapkan itu nanti diajari di sini. Termasuk sistemnya, pengelolanya itu penting sekali karena semua menentukan nanti tata kelola dan manusianya,” paparnya.

Zulhas menambahkan, hingga kini sudah lebih dari 80 ribu koperasi terbentuk. Sekitar 81,25 persen di antaranya telah memiliki kekuatan hukum atau sudah menyelesaikan proses legalitasnya.

“Ini sudah terbentuk 80 ribu lebih sampai hari ini, dan sudah berkekuatan hukum itu 65 ribu. Mudah-mudahan sampai akhir Juni semua sudah punya legalitas yang lengkap,” pungkas Zulhas.