Jakarta — Peringkat daya saing Indonesia anjlok parah pada 2025 ke urutan 40.
Ini dirilis International Institute for Management Development (IMD) dalam laporan terbarunya berjudul World Competitiveness Ranking (WCR) 2025. Data tersebut membandingkan kinerja 69 negara di dunia dengan berbekal lebih dari 330 kriteria.
Padahal, Indonesia sebelumnya sanggup bertengger di posisi ke-27. Itu bahkan menjadi ranking tertinggi Indonesia dalam sejarah pemeringkatan IMD sejak 2021. Dengan kata lain, daya saing Indonesia turun 13 peringkat hanya dalam setahun.
IMD menampilkan setidaknya 5 kriteria terkait perekonomian, yakni ekonomi domestik, perdagangan internasional, investasi internasional, pekerjaan, dan harga. Tiga dari lima kriteria tersebut sebenarnya mengalami perbaikan, kecuali investasi internasional dan harga.
Masalah harga di Indonesia turut membuat peringkat daya saing Indonesia jelek, di mana ranking-nya turun dari 12 menjadi 16. Sedangkan urusan investasi internasional mengalami penurunan 6 posisi menjadi yang ke-42.
Ada 5 tantangan yang dihadapi Indonesia ke depan. Pertama, mengintegrasikan peta strategis dari hulu ke hilir. Kedua, mengembangkan tenaga kerja produktif yang mampu meningkatkan daya saing ekonomi global.
“(Ketiga) meningkatkan kontribusi sektor riil, keuangan, dan pertumbuhan lembaga non-perbankan. (Keempat) mematuhi tuntutan global terkait masalah lingkungan, sosial, etika bisnis, dan tata kelola,” jelas IMD, dikutip Senin (23/6).
Kelima atau tantangan terakhir adalah peningkatan nilai tambah berbekal peran diaspora serta pengembangan penelitian.
Capaian daya saing Indonesia dari tahun ke tahun:
2021: Peringkat 372022: Peringkat 442023: Peringkat 342024: Peringkat 272025: Peringkat 40
(skt/agt)
