Penulis : Redaksi

Iran, yang terseok-seok dalam ekonomi karena sanksi internasional, rentan terhadap kerusuhan dalam negeri.

Dalam beberapa bulan menjelang serangan 13 Juni, menurut dokumen yang ditinjau Bloomberg dan pejabat Barat, Israel menganalisis berbagai skenario apakah serangan akan sepenuhnya memecah Iran dan ada risiko warga Iran mungkin mendukung pemerintah.

Israel juga memperkirakan dampak ekonomi yang parah akibat konflik yang berkepanjangan dengan Iran serta ketidakstabilan politik yang akan ditimbulkan.

Dokumen itu juga menjelaskan konflik berkepanjangan dengan Israel, ditambah dengan sanksi yang semakin ketat, berisiko menimbulkan dampak buruk ekonomi yang lebih dalam bagi Iran.

Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan mata uang lebih lanjut, memperburuk inflasi yang sudah tinggi, dan mengurangi daya beli.

“Situasi seperti itu kemungkinan akan meningkatkan ketidakpuasan kelas menengah dan memicu keresahan sosial, yang berpotensi menyebabkan protes baru,” lanjut dokumen tersebut.

Menurut sumber, pemerintahan Netanyahu juga dilaporkan berencana membunuh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam serangan pertama. Namun, usulan itu tak direstui sekutu dekatnya Amerika Serikat.

Sumber diplomatik di Timur Tengah mengatakan Israel tak membunuh Khamenei di operasi pertama untuk memberi kesempatan terakhir sepenuhnya membuang program pengayaan uranium.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengetahui berita tersebut. “Kami tahu Israel punya rencana menyerang pemimpin tertinggi Iran,” kata pejabat tinggi Negeri Paman Sam, dikutip AFP.

“Presiden Trump menentangnya dan kami minta Israel tak melakukannya.”

Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi atau bantahan Israel soal keinginan atau dampak jauh dari serangan mereka adalah menggulingkan pemerintahan Iran.

Pejabat termasuk Netanyahu berulang kali menegaskan Iran ingin membuat nuklir dan rudal balistik antar benua yang dipakai untuk mengancam siapapun di dunia.

Iran, dalam perang ini, tampak ingin menghajar Israel tanpa ampun. Beberapa pejabat menyampaikan serangan balasan tanpa batas untuk Israel.