Jakarta — Korps Garda Revolusi Iran mengumumkan telah melancarkan serangan ke-20 sebagai balasan terhadap agresi militer Israel yang terus berlangsung di kawasan.
Dalam operasi militer itu, Iran menggunakan rudal balistik canggih bernama Khaibar Shekan, yang diklaim mampu menembus seluruh sistem pertahanan udara Israel.
Rudal Khaibar Shekan merupakan rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat generasi keempat, juga dikenal dengan nama Khorramshahr-4.
Seperti yang dilansir Detik.com, nama “Khaibar” sendiri merujuk pada sebuah benteng bersejarah dalam Perang Khaibar, sebuah pertempuran penting yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW.
Perang Khaibar merupakan simbol kemenangan umat Islam atas kekuatan yang dianggap sebagai pengkhianat dan ancaman terhadap negara Muslim.
Dalam buku Ar Rahiq Al Makhtum karya Syekh Shafiyyurahman Al Mubarakfuri, wilayah Khaibar digambarkan sebagai pusat persekongkolan, militerisasi, dan permusuhan terhadap kaum Muslimin.
Khaibar menjadi perhatian utama pasukan Islam karena penduduknya diketahui aktif membentuk aliansi untuk menyerang Madinah.
Mereka disebut memprovokasi Bani Quraidzah agar melanggar perjanjian damai yang telah dibuat dengan Nabi Muhammad SAW.
Persiapan militer yang dilakukan di wilayah tersebut dinilai sebagai ancaman nyata bagi keamanan umat Islam.
Situasi semakin memanas setelah diketahui rencana pembunuhan terhadap Nabi Muhammad SAW yang berasal dari lingkaran elite Khaibar.
Dalam merespons hal itu, pasukan Islam mengirimkan ekspedisi militer untuk menetralisasi ancaman.
Ini termasuk menargetkan tokoh-tokoh utama seperti Sallam bin Abil Huqaiq dan Usair bin Razam.
Perang Khaibar terjadi pada awal bulan Rabiulawal tahun ke-7 Hijriah.
Saat itu, Nabi Muhammad SAW memimpin 1.600 pasukan Muslimin untuk mengepung benteng-benteng kaum Yahudi di wilayah Khaibar.
Strategi militer Nabi yang merahasiakan pergerakan pasukannya berhasil mengejutkan lawan dan mencegah datangnya bantuan dari kabilah Ghathfan.
Menurut buku Kisah-kisah Manusia Suci karya Sayyid Mahdi Ayatullah, pasukan Muslimin mengambil posisi di balik pepohonan kurma di bawah perlindungan malam sebelum memulai serangan.
