Penulis : Redaksi

Tak hanya menyasar ritel modern, pemerintah juga melibatkan pasar rakyat melalui digitalisasi warung dan revitalisasi tata kelola. Langkah ini mencakup pelatihan sistem pembayaran elektronik dan layanan daring bagi pedagang tradisional.

“Kalau dilihat, banyak di pasar rakyat itu kelihatan sepi. Tapi sebenarnya transaksinya berjalan. Hanya berpindah saja,” ujarnya.

Budi menilai perubahan ini merupakan bagian dari masa transisi, seperti halnya ketika ritel modern pertama kali muncul. Ia menyebut pola persaingan kini telah berubah menjadi pola kemitraan antara toko kelontong dan jaringan ritel besar.

“Ritel kelontong justru dapat support barang-barang dari retail modern, terutama untuk menjangkau daerah-daerah. Sekarang mereka tidak berkompetisi lagi, tetapi bersinergi satu dengan yang lain,” ucapnya.

Selain adaptasi model ritel, pemerintah juga menggelar sejumlah program guna menjaga daya beli masyarakat. Di antaranya kampanye Belanja di Indonesia Aja (BINA) bersama Hippindo, serta program Holiday Sale selama satu bulan bersama Aprindo, yang ditargetkan mencetak transaksi hingga Rp70 triliun.

“Sekarang masih berjalan holiday sale selama satu bulan, kemarin kita launching dengan Pak Menko (Perekonomian Airlangga Hartarto),” ujar Budi.

Program ini akan digelar secara berkala hingga akhir tahun dan dikaitkan dengan peringatan Hari Retail Nasional. Budi menyebut Kemendag juga menegakkan aturan kewajiban minimal 30 persen produk UMKM di ritel modern, sesuai dengan Pasal 7 Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 23 Tahun 2021.

Upaya lain yang dijalankan termasuk kampanye Gerakan Kamis Pakai Lokal (Gaspol), yang mengajak seluruh pegawai Kemendag menggunakan produk dalam negeri dari ujung kepala hingga kaki setiap Kamis.

“Ini kita lakukan dari Kementerian Perdagangan, dan sudah kita laporkan ke Pak Menko untuk nantinya digaungkan secara nasional,” kata Budi.

Penurunan okupansi pusat belanja dan pergeseran pola konsumsi turut berdampak pada tutupnya sejumlah supermarket di Indonesia. Berdasarkan penelusuran .com, setidaknya tiga jaringan supermarket besar telah menutup gerainya per Mei 2025, baik dari perusahaan dalam negeri maupun waralaba asing.