Selain itu, sekitar seperlima dari perdagangan gas alam cair (LNG) global juga melewati Selat Hormuz pada 2024, terutama berasal dari Qatar. Setiap bulan, ada sekitar 3.000 lebih kapal pengangkut LNG mondar-mandir melewati selat tersebut.
EIA memperkirakan 84 persen dari minyak mentah dan kondensat serta 83 persen dari LNG yang melewati Selat Hormuz pada 2024 dikirim ke Asia dengan negara tujuan utamanya China, India, Jepang, dan Korea Selatan.
Keempat negara ini secara gabungan menerima 69 persen dari total aliran minyak mentah dan kondensat yang melewati Hormuz pada 2024.
Nah, kalau sampai Selat Hormuz ditutup oleh Iran, aliran 20 persen minyak global akan terganggu. Ketika terganggu, otomatis, pasokan minyak akan berkurang.
Penurunan pasti akan mengakibatkan lonjakan harga minyak yang bisa berimbas ke kenaikan harga minyak. Goldman Sachs dalam catatan yang mereka keluarkan Minggu (22/6) kemarin memprediksi harga minyak mentah Brent dapat melesat ke US$110 per barel jika aliran minyak melalui jalur itu ditutup setengahnya saja dalam sebulan.
(fby/agt)
