“Serangan bersenjata terhadap fasilitas nuklir dapat menyebabkan pelepasan radioaktif dengan konsekuensi besar bagi wilayah yang lebih luas,” ujarnya dalam rapat Dewan Keamanan PBB.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan konflik ini bisa “menyalakan api yang tak bisa dikendalikan siapa pun”, dan menyerukan semua pihak untuk menahan diri.
Seruan serupa datang dari Rusia dan China yang meminta deeskalasi segera meski seruan-seruan tersebut belum menghasilkan respons konkret.
Iran tetap melakukan serangan balasan dengan rudal jarak jauh dan drone ke sasaran militer Israel. Di sisi lain, Israel menyatakan tidak akan menghentikan operasi militer hingga “ancaman nuklir Iran dihancurkan.”
Data dari Human Rights Activists News Agency (HRANA) menyebutkan sedikitnya 639 orang tewas di Iran akibat serangan Israel. Di pihak Israel, otoritas menyebut 24 warga sipil tewas akibat serangan rudal Iran. Jumlah korban ini belum dapat diverifikasi secara independen.
Meski Eropa mencoba membangun jalur diplomasi, langkah itu belum membuahkan hasil. Iran menyatakan tidak akan menerima proposal pembatasan program nuklir yang melarang pengayaan uranium sepenuhnya.
“Apalagi dalam situasi serangan seperti ini,” kata seorang pejabat senior Iran.
(tst/reuters/chri)
