Penulis : Redaksi

Operation Midnight Hammer ini dilaksanakan oleh Komando Pusat AS (US Central Command) di bawah komando Jenderal Erik Kurilla.

“Ketika paket serangan Midnight Hammer memasuki wilayah udara Iran, AS menerapkan berbagai taktik pengelabuan, termasuk penggunaan umpan, sementara pesawat generasi ke-4 dan ke-5 bergerak lebih dulu di ketinggian dan kecepatan tinggi, menyapu area depan untuk menghadapi pesawat tempur musuh dan ancaman rudal permukaan-ke-udara,” ucapnya.

Menurut Caine, operasi ini direncanakan dan dijalankan lintas domain dan wilayah, dengan koordinasi yang mencerminkan kemampuan AS untuk memproyeksikan kekuatan secara global, secara cepat dan tepat di waktu serta tempat yang kami tentukan sendiri.

Caine mengatakan, selama 18 jam penerbangan menuju wilayah target, pesawat-pesawat AS ini melakukan beberapa pengisian bahan bakar di udara.

Setelah memasuki daratan, pesawat B-2 bergabung dengan pesawat pengawal dan pendukung dalam manuver kompleks yang waktunya sangat presisi dan memerlukan sinkronisasi lintas platform di ruang udara yang sempit.

“Semua dilakukan dengan komunikasi minimal. Jenis integrasi seperti inilah yang menjadi keunggulan kekuatan gabungan kami dibanding negara mana pun di dunia,” pamer Caine.

(rds)