Jakarta — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan akan mengambil keputusan dalam dua minggu ke depan terkait apakah akan melancarkan serangan terhadap Iran.
“Berdasarkan fakta bahwa ada peluang substansial untuk negosiasi yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dengan Iran dalam waktu dekat, saya akan membuat keputusan apakah akan melangkah atau tidak dalam dua minggu ke depan,” kata Trump dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, seperti dilansir Washington Times, Kamis (19/6).
“Tidak seorang pun boleh terkejut dengan posisi presiden (Trump) bahwa Iran sama sekali tidak boleh memiliki senjata nuklir. Ia sudah sangat jelas tentang hal ini selama beberapa dekade,” ujar Leavitt kepada wartawan di Gedung Putih.
“Itu sebabnya ia telah memberikan kelonggaran besar dan banyak upaya untuk mencapai solusi diplomatik, namun ia sangat jelas,” imbuhnya.
Leavitt menegaskan bahwa Iran memiliki semua yang dibutuhkan untuk mencapai penggunaan senjata nuklir, dan yang mereka butuhkan hanyalah keputusan dari pemimpin tertinggi untuk melakukannya. “Dan akan memakan waktu beberapa minggu untuk menyelesaikan produksi senjata tersebut,” ucap dia.
Ia mengatakan, tindakan itu akan menimbulkan ancaman eksistensial tidak hanya bagi Israel, tetapi juga bagi Amerika Serikat dan seluruh dunia.
“Itu adalah sesuatu yang disepakati seluruh dunia, termasuk negara-negara seperti Rusia, bahwa Iran tidak boleh dan tidak bisa memperoleh senjata nuklir,” kata dia.
Iran sendiri telah membantah bahwa mereka berusaha memperoleh senjata nuklir.
Leavitt mengonfirmasi laporan sebelumnya bahwa utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, dan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi telah berbicara setelah Israel memulai serangan terhadap Iran Jumat lalu.
Menanggapi pertanyaan tentang pembicaraan tersebut, Leavitt mengatakan, “Mengenai korespondensi antara Amerika Serikat dan Iran, saya dapat mengkonfirmasi bahwa korespondensi terus berlanjut.”
“Seperti yang Anda tahu, kami telah terlibat dalam enam putaran negosiasi dengan mereka, baik secara tidak langsung maupun langsung,” ujar Leavitt.
