Ia menegaskan bahwa aksi teroris semacam ini tidak akan menghentikan upaya negara dalam mencapai perdamaian sipil.
Dalam wawancara sebelumnya, Khattab menyebut bahwa kelompok ISIS kini fokus melakukan serangan “terukur” ke target strategis, termasuk komunitas Kristen dan Syiah. Ia juga mengungkapkan bahwa otoritas berhasil menggagalkan beberapa rencana serangan tersebut.
Bulan lalu, ISIS mengklaim serangan pertamanya terhadap pasukan pemerintah baru Suriah. Pihak berwenang juga melaporkan penangkapan sel ISIS di dekat Damaskus serta operasi kontra-terorisme di Aleppo yang menewaskan tiga anggota ISIS dan satu petugas keamanan.
ISIS pernah menguasai wilayah luas di Suriah dan Irak, dan mendeklarasikan kekhalifahan lintas batas pada 2014. Meski dikalahkan secara militer pada 2019 oleh pasukan Kurdi dukungan AS, sisa-sisa jaringan ISIS masih aktif, khususnya di wilayah gurun Suriah.
Serangan ini menegaskan bahwa ancaman kelompok ekstremis belum sepenuhnya berakhir, dan keamanan tetap menjadi tantangan besar bagi pemerintahan baru Suriah yang sedang berada di masa transisi.
(isn/isn)
