Feri membenarkan bahwa dirinya hanya mencoba melerai. “Saya tidak menyerang, saya hanya pisahkan mereka. Tapi saya malah kena tikam juga,” ujarnya singkat.
Pisau yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban pun disebut bukan pisau biasa seperti yang lazim digunakan untuk memotong pempek. “Itu pisau panjang, tajam sekali. Bukan pisau dapur biasa,” ujar salah satu warga yang turut menyaksikan peristiwa tersebut.
Sementara itu, seorang warga sekitar bernama Ismira menyatakan bahwa korban bukan preman. “Saya sering lihat dia, orangnya tenang. Tidak pernah cari masalah, malah sopan kalau berpapasan,” katanya.
Warga lain pun ikut mengonfirmasi. “Kalau dia preman, pasti banyak orang sudah ribut soal itu dari dulu. Ini baru pertama kali kami dengar tudingan seperti itu,” katanya.
Pihak keluarga juga menegaskan bahwa proses hukum terhadap pelaku telah ditindaklanjuti oleh Polresta Jambi. Mereka meminta agar pelaku dijatuhi hukuman seberat-beratnya dan seadil-adilnya sesuai dengan hukum yang berlaku. “Kami lah yang teraniaya. Kami yang kehilangan. Tolong, jangan lukai kami lagi dengan berita dan komentar yang tidak benar,” pungkas istri korban.
Kasus ini menjadi sorotan publik, dan keluarga berharap keadilan bisa ditegakkan tanpa menyisakan luka tambahan dari opini yang menyesatkan.
