Penulis : Redaksi

Jambi – Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), kawasan konservasi terbesar di Sumatra yang membentang di empat provinsi dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, kini menghadapi ancaman nyata akibat maraknya aktivitas penambangan emas ilegal. Praktik tambang liar ini bukan hanya merusak hutan tropis yang kaya akan flora dan fauna langka, tetapi juga mengganggu kehidupan masyarakat adat yang selama ini menjaga kelestarian kawasan tersebut.

Kerusakan yang ditimbulkan berdampak langsung terhadap lingkungan. Penggunaan merkuri dalam proses pengolahan emas telah mencemari aliran Sungai Batanghari, sumber air utama bagi jutaan penduduk. Tak hanya itu, pohon-pohon endemik dan habitat satwa liar seperti harimau dan burung langka ikut tergerus, memicu migrasi besar-besaran hewan dan mengganggu keseimbangan alam.

Hutan TNKS yang seharusnya menjadi pelindung alami dari bencana, kini justru menjadi titik rawan. Di Kabupaten Kerinci, kerusakan hutan akibat tambang ilegal telah memicu bencana banjir dan longsor terparah dalam sejarah wilayah tersebut. Kondisi ini memperjelas bahwa aktivitas tambang liar tidak hanya merusak ekosistem, tapi juga mengancam keselamatan manusia.

Lebih memprihatinkan lagi, aktivitas penambangan ini didukung oleh oknum-oknum bermodal besar. Para pelaku bukan hanya berasal dari masyarakat setempat, tapi juga melibatkan pengusaha, pejabat, dan aparat yang memfasilitasi alat berat dan pendanaan. Mereka mengejar keuntungan semata tanpa mempedulikan dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan.

Baru-baru ini, publik Kerinci dihebohkan dengan beredarnya video berdurasi 2 menit 49 detik yang memperlihatkan aktivitas penambangan emas ilegal di wilayah Muaro Emat, tepatnya di hulu Sungai Penetai, yang masuk dalam kawasan TNKS. Video tersebut memperlihatkan secara jelas adanya aktivitas penambangan yang masih berlangsung. Dalam rekaman itu, terdengar pula suara warga yang menyuarakan keprihatinan dan harapan agar pihak berwenang segera mengambil tindakan tegas.

Situasi ini menunjukkan bahwa penambangan ilegal di kawasan TNKS masih terus terjadi. Penegakan hukum yang tegas, pengawasan yang konsisten, serta pemberdayaan masyarakat lokal menjadi kunci untuk menghentikan kerusakan ini. Hanya dengan langkah nyata dan kerja sama dari semua pihak, TNKS bisa diselamatkan dan tetap menjadi warisan alam berharga bagi generasi yang akan datang.