Bukan hanya itu, anggota keluarga yang berasal dari luar kota pun batal ke rumahnya.
“Suasana Lebaran yang menyedihkan. Kita sudah siapkan kue. Sudah siap yang lain, tetapi tamu tidak bisa datang ke sini karena genangan air seperti ini,” katanya.

Duka yang sama juga dirasakan Misrina Suryani, 33 tahun, warga Kelurahan Simpang IV Sipin, Jambi.
Misrina berkata, dirinya dan suami telah membersihkan rumahnya yang diserang banjir pada Minggu (30/03). Dia berharap bisa menerima tamu esok harinya, saat Idulfitri.
Namun, banjir kembali datang.
“Kemarin bersih-bersih nian, mau Lebaran. Sudah disterilkan, tetapi hari ini banjir lagi. Kue-kue sudah siap. Masak lontong, ketupat di meja makan. Dua hari kami kebanjiran. Ini memang tertinggi sepanjang sejarah banjir,” ujarnya.

Ketua RT di Kelurahan Simpang III Sipi, Rozjiman, mengatakan terdapat 25 rumah yang terdampak banjir di wilayahnya.
“Di hari bahagia ini mestinya menghadapi bahagia juga. Tetapi malah menghadapi situasi ini. Sudah surut, datang lagi air. Masuk ke rumahnya. Ini kan tidak kondusif. Tidak merasakan Lebaran yang meriah,” katanya.

Banjir di Kota Jambi juga mengakibatkan satu orang meninggal dunia pada Minggu (30/03).
“Lantai bangunan kamar mandi yang membelakangi anak sungai runtuh] menimpah korban, dan korban langsung tertimbun,” kata Mustari, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi.
Selain itu, Mustari mengatakan banjir yang berlangsung selama dua hari ini terjadi di 23 kelurahan dalam delapan kecamatan.
