“Waktu kejadian saya sama istri dan anak lagi di rumah, pada beberes takut banjir, tiba-tiba tembok jebol sudah kaya air bah,” kata Widodo di lokasi.
Widodo menjelaskan, anaknya saat itu sedang berbenah agar laptopnya tidak terkena air, namun tembok ruang makan langsung jebol tidak mampu menahan terjangan air dari belakang. “Itu di dalam sepinggang, kaya air bah. Saya pegangan dan Istri saya rangkul, kalau tidak mah, istri saya bisa lewat (tewas), kena benturan pintu, belum lagi pintu luar,” kata Widodo.
Akibat tembok rumahnya jebol, air langsung menghanyutkan seluruh harta bendanya, bahkan kaki Widodo dan anak pertamanya terluka hingga mendapat 14 jahitan. “Anak saya 8 jahitan. Saya enggak tahu kena apa, setelah luka langsung dibawa ke klinik. Pas kena ini (kaki) enggak dirasakan. Namanya keadaan panik jadi enggak merasakan, tahu-tahu lihat ada luka aja,” terang Widodo.
Pria yang berprofesi sebagai ojek online (Ojol) ini mengaku kurang dari 2 tahun menempati rumah tersebut setelah pindah dari Kemayoran Jakarta. “Semua barang-barang saya hanyut terbawa. Saya seumur-umur. Saya kan tinggal di Kemayoran Jakarta, kebanjiran juga enggak, kita dulu jual rumah tapi 3 minggu diminta pindah, jadi buru-buru cari rumah dan dapatnya di sini,” ucap Widodo.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) atau Damkar Depok, Denny Romulo Hutauruk mengatakan sudah menerjunkan anggotanya untuk membantu mengevakuasi. “Pemilik rumah beserta istri dan dua anaknya, diminta untuk tidak menempati rumahnya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” kata Denny saat dikonfirmasi.
Denny menjelaskan, jebolnya tembok rumah milik Widodo jebol diakibatkan luapan saluran air yang berada di belakang rumahnya. Damkar Depok pun telah melakukan pengecekan di saluran tersebut dan ditemukan adanya longsor material. “Jadi longsor itu menghambat saluran air sehingga meluap dan airnya mendorong tembok rumah warga,” jelas Denny.
