“Misalnya saya tinggal dilingkungan yang memang musim hujan itu kebanjiran, saya pasti konsen disitu, bagaimana kota ini hujan sedikit tidak banjir karena saya merasakan itu, kan penanganan tiu tidak sulit sulit amat dan begitu juga Drainase berjalan dengan optimal, masyarakat tidak kebanjiran,”imbuhnya.
Cecep mengatakan, di Kota Jambi tidak susah-susah, kalau sosialnya terbangun dengan baik, masyarakat dengan sendirinya bisa bergeliat dengan ekonominya dan tidak perlu ngasih bantuan ABC untuk menghindari masyarakat tidak makan karena di Kota Jambi semua sudah secara minimal kehidupannya.
“Yang saya baca ya sudah tercukupi, beda dengan kabupaten-kabupaten perlu intervensi khusus karena tidak bisa makan,”tegasnya.
Dalam pertarungan politik ketika dipercayakan calon wali Kota Jambi, ia tidak menghitung, berapa jumlah DPT, Berapa jumlah amplop yang disebar, akan tetapi dirinya menghitung berapa jumlah APBD dan berapa sebarannya, berapa kenaikan ekonomi nanti terjadi.
“Itu yang lagi saya hitung, bukan saya menghitung amplop per amplop yang tentunya bercermin daripada hasil pileg kemarin, yang luar biasa Bar-Bar, tentunya orang lain punya isi tas namun saya punya isi kepala sehingga saya mengajak masyarakat Jambi dan anak muda akhiri politik uang,”terangnya.
Harapannya ke masyarakat, pilih pemimpin itu bukan karena isi amplopnya tapi karena isi otaknya, kerena ini akan juga melahirkan kualitas pemerintahan yang memang betul-betul bersih, betul betul berkualitas, karena kemenangan itu ditentukan karena isi amplop, ya pasti tidak akan bisa melahirkan sebuah kepemimpinan yang betul betul bersih.
“Semoga bisa mendapatkan golden tiket menuju Wali Kota Jambi 2024,”katanya. (*)
